Januariku

Januariku waktu itu adalah pagi hari.

Rintik hujan, dingin, dan sesekali angin.

Aroma kopi milik teman+temanku menjalar sepanjang sel saraf dan masuk dalam otakku.

Saat itu, kami tidur di ruangan bernama laboratorium.

Ini bukan laboratorium sebagai nama kiasan.

Yang ku maksud adalah laboratorium sungguhan.

Kami mengerjakan sesuatu, mencari jawaban dan pertanyaan-pertanyaan baru.

Mengapa harus melewatkan malam di laboratorium? Payah.

Namun, saat itu begitu lekat di ingatan.

Apa yang aku cari tak kunjung jua ku dapati.

Temanku pun (mungkin) begitu.

Satu tahun berlalu, setelah satu tahap kami raih, kami melakukan hal yang sama lagi.

Januari, pagi hari, dingin, dan laboratorium (lagi).

Tapi kali ini ada pelangi yang menemani.

Beberapa saat ia menghiasi langit pagi.

Seperti sebuah drama, semua terasa berarti.

Sudahlah.

Hujan di pagi hari memang identik dengan Januari, kan?

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published.